SOLO, MettaNEWS – Persis Solo mendapat protes
besar-besaran dari suporter. Hal ini merupakan buntut
krisisnya performa
tim berjuluk Laskar Sambernyawa itu.
Hingga pekan ke-10 Liga 1 2024/2025, Persis berada di zona degradasi, tepatnya di posisi ke-16 dengan koleksi 7 poin dari 10 pertandingan.
Kekalahan terbaru yang diderita Persis Solo, 0-2 atas PSS Sleman di Stadion Manahan Solo, semakin memperburuk keadaan dan memicu kemarahan suporter.
Setelah pertandingan melawan Sleman, protes dari suporter Persis Solo tak terbendung. Aksi protes ini berlangsung di dalam maupun di luar stadion.
Di dalam stadion, suporter menyanyikan nyanyian protes yang penuh amarah dan kekecewaan terhadap manajemen tim.
Sementara di luar stadion, aksi yang lebih simbolik terjadi, yakni dengan menyegel Persis Store yang terletak di sekitar Stadion Manahan, sebagai bentuk protes terhadap kinerja tim dan manajemen yang dinilai gagal.
Situasi ini semakin memanas seiring dengan perayaan ulang tahun Persis Solo yang ke-101 pada Jumat 8 November 2024.
Di tengah perayaan tersebut, sejumlah spanduk yang berisi tagar “#KaesangOut” muncul di berbagai sudut kota Solo.
Tagar ini menunjukkan ketidakpuasan suporter terhadap kepemimpinan Kaesang Pangarep sebagai Presiden Klub.
Beberapa spanduk bertuliskan pesan-pesan tegas, seperti “HUT Persis 101 #KaesangOut”, “#KaesangOut 1923”, dan “Persis Solo Bukan Partai”.
Pesan tersebut semakin menguatkan perasaan bahwa manajemen Persis Solo perlu melakukan perubahan besar agar tim bisa kembali bersaing di Liga 1.
Suporter berharap perubahan segera dilakukan, tidak hanya untuk meningkatkan posisi Persis Solo di klasemen Liga 1, tetapi juga untuk menjaga eksistensi dan martabat klub yang telah berdiri selama lebih dari satu abad ini.